Literasi Media
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Literasi media erat kaitannya dengan informasi.
Manusia memerlukan informasi dalam beberapa aspek kehidupan. Seiring dengan
perkembangan teknologi, maka informasi pun ikut berkembang. Informasi saat ini
tak hanya didapatkan lewat media percetakan, melainkan melalui media online, televisi, radio dan masih banyak
lagi. Masyarakat pun diharapkan mampu untuk mengikuti era perkembangan zaman.
Kemampuan masyarakat tersebut dikenal sebagai literasi media.
Literasi media saat ini belum mendapat perhatian
dari pemerintah atau lembaga-lembaga kemasyarakatan di Indonesia. Padahal,
literasi media sangat penting agar publik cerdas dan kritis dalam menerima
informasi yang sangat banjir di era internet kini.
Vinsensius Sitepu, seorang praktisi Komunikasi Massa
menyarankan, agar pemerintah lebih menjadikan literasi media sebagai kurikulum
pendidikan nasional daripada sibuk melakukan pemblokiran situs-situs atau
menangkap pelaku penyebar berita bohong (hoax).
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
konsep literasi media?
2.
Bagaimana
kondisi literasi media dalam masyarakat Indonesia maupun dunia?
3.
Bagaimana
cara literasi media melawan hoax?
4.
Apakah
literasi media efektif melawan hoax?
5.
Bagaimana
media baru, masyarakat, hoax, dan
tingkat melek media?
1.3
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah
ini adalah sebagai berikut :
1.
Agar
para pembaca dapat mengetahui dan memahami konsep literasi media
2.
Agar
para pembaca dapat mengetahui bagaimana kondisi literasi media di Indonesia
maupun di dunia
3.
Agar
para pembaca dapat mengerti dan memahami keterkaitan literasi media dengan
informasi
BAB
2
PEMBAHASAN
2.1
Konsep
Literasi Media
Literasi media adalah kemampuan untuk
memahami, menganalisis, dan mendekonstruksi pencitraan media. Literasi media
merupakan studi dan analisis mengenai media. Adapun pengertian literasi media
menurut beberapa ahli :
a.
Apriadi
Tamburaka (2013)
Literasi media berasal dari bahasa
Inggris yaitu Media Literacy, yang terdiri dari kata yakni media adalah
tempat pertukaran pesan dan literacy berarti melek, kemudian dikenal
dalam istilah Literasi Media yang mana melek media dapat diartikan pada bentuk
terhadap media dan pesan media dalam kontek komunikasi massa.
b.
Baran dan
Dennis (2010)
Literasi media adalah gerakan yang
dirancang untuk meningkatkan pengendalian individu terhadap media yang
digunakan untuk mengirim dan menerima pesan.
c.
Aspen Media
Literacy Leadership Institute (1992)
Literasi media adalah kemampuan
untuk mengakses, meneliti, mengevaluasi, dan menciptakan media dengan kemampuan
tiap – tiap individu dalam beragam tahapan aktivitas.
Literasi media dapat membantu masyarakat mengembangkan
pemahaman kritis dan informasi tentang sifat media massa dan dampak media
tersebut. Literasi media juga bertujuan untuk memberi masyarakat kemampuan dan
pengetahuan untuk menciptakan produk atau karya di media. Berikut delapan
konsep kunci yang memberikan dasar teoritis untuk semua literasi media :
1)
Semua
Media adalah Konstruksi
Ini bisa dibilang konsep yang paling penting, karena
media tidak hanya mencerminkan realitas eksternal. Tetapi, mereka menyajikan
konstruksi yang dibuat dengan hati – hati yang mencerminkan banyak keputusan
dan merupakan hasil dari banyak faktor penentu. Literasi Media bekerja untuk
mendekonstruksi konstruksi ini (memisahkan mereka untuk menunjukkan bagaimana
penggunaannya).
2)
Media
Membangun Versi Realitas
Media
bertanggung jawab atas sebagian besar pengamatan dan pengalaman dari mana kita
membangun pemahaman pribadi kita tentang dunia dan bagaimana cara kerjanya.
Sebagian besar pandangan kita tentang realitas didasarkan pada pesan media yang
telah dibuat dan memiliki kesimpulan yang ada. Dengan demikian, media sebagian
besar memberikan kita perasaan yang realitas.
3)
Audiens Menegoisasikan Makna di Media
Jika media
memberikan kita banyak materi untuk membangun citra realitas kita masing –
masing, kita akan menemukan atau menegosiasikan makna sesuai dengan faktor
individual yaitu kebutuhan dan kecemasan pribadi, sikap rasial dan seksual,
latar belakang keluarga dan budaya, sudut pandang moral, dan sebagainya.
4)
Pesan Media
Memiliki Keterlibatan Komersial
Literasi
media bertujuan untuk mendorong kesadaran bagaimana media dipengaruhi oleh
pertimbangan komersial dan bagaimana dampaknya terhadap konten, teknik, dan
distribusi. Sebagian besar produksi media adalah sebuah bisnis dan karenanya
harus menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, dampak kepemilikan media adalah
hal yang sangat penting, karena sebagian kecil individu berdampak pada apa yang
kita tonton, baca, dan dengar di media.
5)
Pesan Media
Berisi Pesan Ideologis dan Nilai
Semua produk
media diiklankan dalam beberapa hal yang mementingkan nilai. Karena, media
adalah arus utama untuk menyampaikan secara luas dan jelas, dan juga pesan
ideologis tentang isu-isu seperti kebijakan konsumsi, peran perempuan,
penerimaan otoritas, dan patriotisme.
6)
Pesan Media
Berisi Keterlibatan Sosial dan Politik
Media
memiliki pengaruh besar dalam politik dan membentuk perubahan sosial, misalnya
televisi dapat sangat mempengaruhi pemilihan pemimpin nasional berdasarkan
citra. Media juga dapat melibatkan kita dalam masalah seperti masalah hak – hak
sipil. Tetapi, media juga dapat memberikan kita informasi tentang masalah
nasional maupun masalah global.
7)
Bentuk dan
Isi Sangat Erat Kaitannya dengan Pesan Media
Masing –
masing media memiliki tata bahasa sendiri dan mengkodifikasi/menyusun realitas
dengan caranya sendiri. Walaupun dengan media yang berbeda, tetapi melaporkan
kejadian yang sama, akan menciptakan berbagai tayangan dan pesan yang berbeda.
8)
Setiap Media
Memiliki Bentuk Seni dan Keindahan yang Unik
Seperti
halnya kita memperhatikan ritme potongan puisi atau prosa yang menyenangkan,
maka seharusnya kita juga dapat menikmati bentuk dan efek yang menyenangkan
juga dari media yang berbeda.
2.2
Kondisi
Literasi Media
2.2.1
Dalam
Masyarakat Indonesia
Budaya literasi media di Indonesia masih
sangat rendah. Dari hasil riset Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2006
yang menunjukan 85,9% masyarakat Indonesia lebih memilih menonton televisi
daripada mendengarkan radio dan membaca koran. Hal ini adalah salah satu
penyebab literasi media di Indonesia jauh lebih rendah dibanding negara lain.
Literasi media merupakan jantung
kemampuan siswa untuk belajar dan berhasil di sekolah dan juga dalam menghadapi
berbagai rintangan di abad 21. Akan tetapi, banyak guru dan birokrat pendidikan
termasuk pejabat belum paham juga apa itu literasi media.
Penyebab lain rendahnya literasi media
di Indonesia adalah lemahnya minat baca dan menulis siswa di Indonesia.
Berdasarkan Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2010,
tingkat membaca siswa di Indonesia menempati urutan ke 57 dari 65 negara.
Indeks minat baca di Indonesia adalah 0,001 artinya setiap 1.000 penduduk hanya
satu yang membaca.
2.2.2
Dalam
Masyarakat Dunia
Kondisi literasi media di dunia
sangatlah berbeda dengan di Indonesia karena sistem yang mereka implementasikan
terhadap literasi media lebih menargetkan kepada anak-anak. Bahkan beberapa
negara di dunia mendirikan kelas khusus terhadap literasi media dengan tujuan
untuk lebih mengenali literasi media secara detail.
Mengapa ditargetkan
kepada anak-anak? Karena, anak-anak akan dipenuhi hiburan yang kurang
berkualitas. Salah satunya adalah media televisi, yang akan mempengaruhi
anak-anak jika tidak di awasi dengan
baik. Acara televisi biasanya menampilkan hal-hal yang tidak baik seperti
“seks, kekerasaan, atau pengambaran moral yang tidak baik”.
Kemampuan mengerti literasi media
sangatlah penting bagi anak-anak dikarenakan mereka akan ketinggalan informasi
yang telah dimiliki orang lain. Dengan adanya pembelajaran literasi media, maka
anak-anak akan lebih mudah untuk belajar karena ini adalah salah satu strategi
yang dilaksanakan UNESCO (United National Educational, Scientific and Cultural
Organization).
Di sebuah universitas di Amerika mewajibkan
siswanya untuk bisa membaca sekaligus menganalisis media yang diberi dan
setelah itu mereka akan disuruh untuk mengkritik media tersebut. Sementara di Afrika Selatan
pembelajaran literasi media itu digunakan untuk mengreformasi pembelajaran.
Di sisi lain, Inggris yang literasi media yang
sangat luas mereka mencakup dalam 4 ide yaitu:
1. Seperti siapa yang membuat media tersebut.
2. Teknik yang mendominasi yang diimplementasikan media
sehinggan kita mempercayainya.
3. Sifat "realitas" yang dibangun
oleh media.
4. Konstruksi media yang dibuat sehingga
dimengerti oleh masyarakat sekitar.
Dengan ini kita bisa mengsimpulkan kalau kondisi
literasi media di Indonesia sungguh berbeda dengan negara negara lain.
2.3 Cara
Literasi Media Melawan Hoax
Satu-satunya
cara melawan hoax adalah dengan literasi media. Seperti yang kita ketahui
literasi media di Indonesia jauh dari kata baik. Cara untuk meningkatkan
literasi media adalah dengan diselenggarakannya beberapa sosialisasi tentang
literasi media, salah satunya adalah “Gerakan Anti Hoax” yang diselenggarakan
di beberapa kota besar di Indonesia. Penerapan kebiasaan membaca untuk siswa di
pagi hari sebelum dimulainya kegiatan belajar mengajar dapat meningkatkan
kualitas literasi media di Indonesia. Selain itu, cara untuk meningkatkan
literasi media melawan hoax adalah dengan kesadaran diri sendiri untuk lebih
memahami, menganalisis, dan lebih berpikir kritis dalam menerima informasi.
2.4 Apakah
Literasi Media Efektif Melawan Hoax?
Menurut
Ketua Umum Aliansi Jurnalis Indonesia, Suwarjono, maraknya hoax bukan disebabkan oleh tidak adanya standar media (barcode),
tapi lebih kepada minimnya literasi media dan berpikir kritis (critical
thinking), menurutnya sebagian besar pembaca di Indonesia tidak mengkritis
konten, tapi berpatokan pada judul untuk di klik.
Menurut
Direktur Remotivi Muhammad Heychael, konsumsi hoax sulit hilang di karenakan masyarakat cenderung percaya dengan
apa yg dia ingin percaya.
Literasi
media dianggap efektif untuk melawan hoax
karena dengan melakukan literasi media, masyarakat diajarkan untuk lebih berfikir
kritis dan dapat lebih memahami apa yang sebaiknya di konsumsi oleh masyarakat
dalam media yang beredar di masyarakat. Dengan begitu masyrakat akan lebih bisa
membedakan mana media hoax dan yang
mana media yang seharusnya kita lihat atau konsumsi seharusnya.
2.5 Media Baru, Masyarakat, Hoax, dan Tingkat Melek Dunia
2.5.1
Media Baru
Literasi media baru yaitu pengembangan
dari literasi media, sebab membuat seseorang tidak hanya pengguna media tetapi
sekaligus menciptakan konten media dan setiap kegiatan literasi media diawali
dengan data literasi media kelompok yang menjadi tujuannya.
Claire Delisle (2006 dalam
Martin,2009:7) dia mengidentifikasi konsep literasi media baru dalam 3 model
yaitu:
1.
Model Fungsional
Yaitu
penguasaan keterampilan kognitif dan praktis sederhana dari keterampilan
mekanik membaca dan menulis pendekatan.
2.
Model Praktek Sosial
Budaya
Yaitu mengambil konsep
literasi hanya bermakna dalam konteks sosial.
3.
Model Pemberdayaan
Intelektual
Yaitu literasi tidak
hanya keterampilan untuk menangani teks dan angka dalam konteks budaya serta
ideology tertentu.
2.5.2
Masyarakat
Media
literasi dalam masyarakat adalah aktivitas yang menekankan aspek pemahaman
dikalangan masyarakat agar mereka tahu bagaimana mengakses dan memilih program
yang bermanfaat dan pada dasarnya masyarakat adalah sasaran dalam media.
Dalam media literasi
masyarakat terdapat 3 tahap yaitu:
1. Explore
Yaitu
keahlian untuk memilih memutuskan informasi yang dibutuhkan dari suatu pesan.
2. Recognize
Symbols
Yaitu
keahlian mengidentifikasi dan memilih symbol-simbol
3. Message
Extending Skill
Yaitu
keahlian menjelaskan dan menyimpulkan pesan-pesan yang diterima dalam media
massa
2.5.3 Hoax
Literasi
media berkaitan dengan berita-berita palsu (HOAX) masih sangat banyak kita
lihat.
Karena
masyarakat sangat mudah termakan isu atau berita yang belum tentu pasti
kebenarannya itu disebabkan kurangnya kemampuan untuk memahami,menganalisis dan
berpikir kritis sehingga berita-berita palsu (HOAX) dapat sangat cepat tersebar
secara luas.Oleh karena itu lemahnya budaya literasi membentuk kurang mampu
bernalar,jadi kemampuan bernalar merupakan bekal penting diera modern yang
dibanjiri informasi seperti sekarang agar tidak langsung percaya berita-berita
yang belum pesti kebenarannya.
2.5.4 Literasi Media
Literasi
media berasal dari bahasa inggris yaitu media literacy,jadi literasi media
adalah suatu media yang dirancang untuk mengakses,meneliti,mengevaluasi dan
meningkatkan control individu terhadap media yang digunakannya sehingga
memunculkan wujud kemampuan setiap individu dalam aktivitas literasi media
BAB
3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Literasi media adalah
kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan
mengkomunikasikan isi pesan media. Dari definisi tersebut dipahami bahwa fokus
utamanya berkaitan dengan isi pesan media. Literasi media bertujuan untuk
mengembangkan keterampilan generasi muda agar menjadi kritis terhadap isi media
massa serta mengembangkan pemahaman tentang konsep keberagaman dan toleransi
dalam masyarakat.
Begitu pentingnya
literasi media di era saat ini mengingat data dan informasi akan terus
bertambah tanpa terkontrol. Jika tiap individu tidak membekali diri dengan
literasi media, maka tiap individu tersebut akan sulit mendapatkan informasi
yang benar-benar bernilai dan mudah terjebak oleh informasi hoax.
3.2
Saran
Masyarakat diharapkan
untuk dapat bekerja sama dengan pemerintah untuk meningkatkan literasi media di
indonesia dan memerangi adanya kabar atau berita palsu yaitu hoax, dengan upaya
membekali diri dengan pengetahuan yang cukup. Dengan literasi media, kita bisa
menghindarkan diri dari dampak buruk kabar bohong bagi kehidupan keseharian
maupun kebangsaan kita. Karena gerakan literasi media bisa membuat
masyarakat melek media dan tak mudah dibohongi oleh media.
Komentar
Posting Komentar